Dinginnya Neraka

DINGINNYA NERAKA
(Bagian 2)

By Ja’far Shodiq 
(Pengasuh Ponpes Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung)

Apakah Dinginnya Neraka Merupakan Siksa yang Ringan?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita mengingat kembali hadits berikut:

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ عَلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ

“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang yang diletakkan dua buah bara api di bawah telapak kakinya, seketika otaknya mendidih.” (HR. Bukhari, Muslim Tirmidzi)

Siksa yang paling ringan -menurut hadits di atas- adalah seseorang yang Allah letakkan bara api di bawah telapak kakinya hingga otak orang tersebut mendidih. Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadi-nya menambahkan bahwa orang yang paling ringan siksanya di hari kiamat adalah Abu Thalib, dipakaikan kepadanya dua sandal (neraka) hingga otaknya mendidih. (Tuhfatul Ahwadzi Syarh SunanTirmidzi)

Abu Thalib mendapatkan siksa yang ringan di neraka karena izinAllah kepada Rasulullah untuk memberikan syafaatnya kepada Abu Thalib, sangpaman Nabi yang sangat gigih membela Nabi dengan mempertaruhkan jiwa dan raga,namun enggan mengucapkan dua kalimat syahadat bahkan ketika maut hendak menjemputnya. Enggan melafadzkan kalimat tauhid yang Rasulullah akan menjadikannya sebagai hujjah di akhirat nanti.

Dan meski siksanya ringan, namun jangan diremehkan. Karena satu hari saja disiksa di akhirat, sama halnya disiksa selama sepuluh ribu tahun waktu dunia.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

“Dia mengatururusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS.As-Sajdah: 5)

Maka, seringan-ringannya siksa di neraka sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Tirmidzi tersebut akan tetap berat dirasakan oleh manusia.

Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa siksa neraka yang berupa dingin amat sangat bukanlah siksa yang paling ringan. Karena siksa yang paling ringan adalah siksa sebagaimana tersebut di atas. Dan tentunya rasa dingin ini akan lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan bara api yang diletakkan di bawah telapak kaki seseorang hingga otaknya mendidih. Wallahua’lam.

Tidak Pantas Dijadikan Guyonan

Bahwa siksa neraka ini bukanlah siksa yang main-main, bukan siksa sebatas kurungan layaknya penjara dunia dan bukan pula siksa yang bisa dijadikan guyonan (gurauan/candaan). Seagaimana sebagian guyonan orang: “wah enak kalau di neraka gak perlu pakai lampu sudah terang.” “wah enak kalau di neraka mbakar sate langsung matang.” Tentunya kalimat-kalimat seperti ini dan yang sejenisnya tidak pas diucapkan oleh seorang muslim. Kita harus berhati-hati terhadap ancaman Allah:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ، لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya danRasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…” (QS. At-Taubah: 65-66)

Ayat tersebut turun berkenaan dengan orang munafiq yang mengolok-olok pembaca Al-Qur’an (sahabat) dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang yang paling buncit perutnya, paling dusta ucapannya. Hingga hal tersebut sampai kepada Rasulullah. Kemudian mereka berkata kepada Rasulullah “ya Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bercanda”. Maka Rasulullah membaca ayat tersebut. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Meskipun ayat tersebut turun berkenaan dengan orang munafiq, tapi sudah seyogyanya bagi kita untuk berhati-hati ketika kita bergurau, jangan sampai bergurai disertai dengan mengolok-olok atau melecehkan syariat Islam,termasuk mengolok-olok siksa-Nya, neraka. Wallahul musta’an.

Kembali pada topik utama, bahwa dinginnya neraka adalah dingin yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Juga bahwa, sedingin-dinginnya belahan dunia yang paling dingin, tidak akan pernah menyamai dinginnya neraka.

Neraka, siksa di atas segala siksa, siksa yang akan dirasakan oleh orang-orang kafir, sebagai balasan atas kekufuran mereka ketika hidup di dunia.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.Aamiin. Wallahu A’lam.

Maraji’: 
(versi digital)

  1. Tafsir Ibnu Katsir
  2. Tafsir At-Thabari
  3. Tafsir Al-Baghawi
  4. Shahih Muslim
  5. Shahih Bukhari
  6. Sunan At-Tirmidzi
  7. Tuhfatul Ahwadzi

Pernah diterbitkan Oleh Majalah Ar-Risalah

Image By : http://travel.tribunnews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *