Mutiara Hikmah

MUTIARA HIKMAH

“DENGAN SIAPA KITA BERGAUL”

By Drs. Makmun Pitoyo, M.Pd.
(Pengasuh Ponpes Al-Mu’min Muhammadiyah)

Ada sebuah hadits yang berbunyi: “ اَنْتَ مَعَ مَنْ اَحْبَبْتَ “ engkau bersama orang yang engkau cintai. Wallahu a’lam bimurodihi.

Hadits ini mengisyaratkan kepada kita akan pengaruh besar teman/sahabat bagi seseorang.

Dengan siapa seseorang bergaul maka ia (lisan dan perilakunya) akan terbangun melalui teman/sahabatnya itu.

Jika seseorang bergaul dengan tukang pande besi maka suatu saat ia akan terkena percikan api besinya itu serta baunya yang kurang sedap,dan jika seseorang bergaul dengan penjual parfum maka ia akan mencium bau harum dan suatu saat akan terkena tetesan air dan aroma parfum yang harum mewangi.

Itulah perumpamaan pengaruh teman/sahabat bagi seseorang.

Pengalaman hidup menunjukkan kepada kita akan kebenaran perumpamaan itu.

Hari-hari ini kita juga menyaksikan dan mungkin merasakan di media-sosial banyak bukti dengan siapa kita bergaul/berteman serta pengaruhnya.

Jika teman-teman kita memosting ungkapan-ungkapan yang damai, sejuk, bersahabat, menunjukkan kebesaran jiwa, mengkritik dengan santun atau memosting gambar yang bagus/etis/mendidik, maka insyaAllah naluri kita untuk membalas postingannya-pun dengan cara yang santun pula sehingga terlahir persabahatan yang indah.

Tetapi sebaliknya jika teman-teman kita memosting ungkapan-ungkapan yang menohok, menista, mencela, menghina, menghujat,menunjukkan sikap congkak lagi sombong, mengkritik dengan bahasa kasar,memosting gambar fulgar/norak/seronok, maka sangat besar kemungkinan hati yang awalnya lembut pun akan terkoyak,robek, sakit, dan bahkan  menjadi panas terbakar, akhirnya kalau tidak kuat menahan sabar bisa membalas dengan hal yang sama bahkan bisa jadi lebih dari yang diposting teman/sabahat kita.

Demikian pula halnya dengan berita, jika kita menerima berita atau informasi dari teman-teman yang baik dan bisa dipercaya, maka insyaAllah beritanya akan baik dan dapat dipercaya, tetapi sebaliknya jika teman kita kurang atau bahkan tidak bisa dipercaya, maka berita yang akan diterima-pun adalah berita atau informasi yang menyesatkan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Maka sikap bijak terhadap hadits di atas adalah kita mesti memilih teman/sahabat yang baik yang dapat dipercaya lahir batin sehingga lisan dan perilaku kita insyaAllah akan terbangun secara baik pula yang dapat menghadirkan aroma wangi bagi siapa saja yang menghirupnya terlebih bagi kehidupan berbangsa yang tampaknya sedang menghadapi banyak tantangan. Wallahu A’lam Bis Shawab.

Image By : tribunnews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *